Dalam kondisi sedikit memerah senja, aku dan tim kecil memacu laju kuda besi menuju medan perang. Adalah backyard cafe kemang, medan perang untuk full tim kecil ku berjuang.

Pasukan ku lengkap, mulai dari pasukan kalem, anak-anak marah, boneka, hingga pasukan garis depan, mereka semua siap untuk bertempur malam itu. Kali ini akulah yang menjadi gembala sekaligus kepala suku mereka (eneng menyusul ke medan perang krn ada kepentingan yang lebih penting). Pukul setengah 8 malam kami sudah ready dan sungguh-sungguh tidak sabar untuk segera bertempur. Amunisi dan segala pelangkapnya telah rapi dan tertata dengan sebagaimana mestinya, sesuai dengan yang tim inginkan.

Pertama adalah pasukan anak-anak marah, menggebrak dengan 3 lagu dengan hasil yang cukup menarik walaupun ada salah lirik dikit (kebiasaan sinden yang kadang otaknya gk singkron hingga tukang organ tunggalnya tutup mata, hha). Sinden atraktif, disusul oleh aksi manyun dari tukang es cendol.

Selanjutnya adalah giliran pasukan kalem, menggebrak dengan amunisi dari pendahulu mereka "all time low" dg jasey rae.  Menyusul amunisi terbaru mereka yang sebentar lagi akan rilis, adalah kekuatan sebuah impian. dan ditutup dengan senjata pamungkas mereka "victoria". Keseluruhan adalah menarik.

Berikutnya adalah giliran tim lain, mereka biasa di panggil pesawat kertas. Penampilan asik, pembawaan yang rilex seperti pada tukang pijit refleksi, dan vokal yang sungguh menawan. Total keseluruhan adalah cocok untuk backsound penembakan lawan jenis. Terdengar sayup-sayup, mereka di produseri oleh si abang aryo wahap papa gak pulang beibeh.

Setelahnya adalah pasukan boneka dan untuk penutup perang kali ini adalah pasukan garis depan. Kembar tapi tak mirip dengan pembetot 4 senar di tim gigi mengisi kekosongan di pasukan boneka (4 senar sedang berlibur), berbusana kuning cerah dengan kotak-kotak aduhai menjadi dress code tersendiri bagi dia. Mengapa? karena konsep mereka saat itu adalah kotak-kotak dan cerah secerah hatiku saat sedang bertemu dirimu dan terkesima dengan pesona keindahan mu (halaahhhh, kekew). Namun saat berperang bersama garis depan, doi berkaos ria, sengaja agar terlihat kompak dengan tim lainnya di pasukan itu.

Mereka berdua memukau dengan aksi yang mereka berikan, boneka dengan kebrit-britan nya, dan garis depan dengan total rock sedari kecil rajin mengaji dan taat kepada orang tua serta baik kepada teman sesama komplek.

Tengah malam pun datang dan kami bergegas untuk pulang karena langit sedang marah dengan kami, dia meneteskan air mata emosi terhadap perilaku kami hari ini. Tim loading amunisi dan kelengkapannya kembali, bersiap, dan kemudian pulang.
Masih dengan reporter amatir tanpa pernah bayar parkir walaupun kepalanya sudah di pelintir.
Selamat malam dan selamat beristirahat.